Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Itu Karakter?

Oleh: * Dr. Antonius Atosokhi Gea, S.Th., MM

Ketika orang semakin banyak berbicara mengenai karakter, semakin menyadari krusial & urgensinya kepemilikan karakter yg baik, pertanyaan sederhana yang muncul adalah apa sebenanya karakter itu?

Hal yang bisa membantu buat mengetahui apa itu karakter, mampu dimulai dengan cara sederhana saja. Bisa bertanya dalam beberapa orang pada suatu organisasi atau perusahaan, hal-hal apa saja yang mereka anggap baik dan mereka harapkan dimiliki sang orang-orang pada tempat kerja, umpamanya atasan mereka. Mungkin dari catatan yg mereka buat, terungkap hal-hal misalnya berikut: atasan atau pimpinan yang dipercaya baik itu adalah yg bersikap amanah, terbuka, disiplin, peduli, bertanggungjawab, punya visi, setia, tekun, menghargai setiap orang, nir pilih kasih, dan sebagainya. Dengan ungkapan-ungkapan misalnya itu sebenarnya orang secara tidak pribadi sudah mulai berbicara tentang apa itu karakter. Hal-hal yang disebutkan itu adalah nilai-nilai (values), & disebut menjadi karakternya seorang manakala hal itu tampak secara konsisten dalam diri orang itu, yg selalu tampak dalam dirinya dalam poly situasi. Dengan demikian maka karakter (kadang jua dianggap watak) dapat dimengerti menjadi nilai-nilai yg sudah terinternalisasi dengan baik dalam diri seorang, sudah sebagai bagian berdasarkan hidupnya, menjadi kesamaan dan pilihan tetapnya, yg tampak pada sikap & perilakunya, berwujud pengejawantahan atau aktualisasi diri  nilai-nilai tertentu yang dianggap baik pada kehidupan. sumber foto: unsplash.com

Orang yg mempunyai watak bertindak menurutkeyakinan-keyakinannya, bahkan mau mengambil sikap atau pendirian yangterkadang kurang disenangi orang lain, demi mempertahankan integritas. Parapahlawan dan orang-orang suci memberitahuakn watak yg baik dan kuat ketikamereka menolak berkompromi menggunakan hal-hal yang tidak baik dan nir benar.Salah seseorang dapat diambil menjadi contoh,yakni Thomas More. Dia membangun karirnya dariprofesi sebagai pembela terdakwa resmi biasa, lalu sebagai anggota parlemen, diplomat ulung,dan lalu menjadi Lordchancellor. Thomas More adalah lulusan menurut Universitas Oxford. Diamemiliki empat orang anak yg dididiknya menggunakan tegas. Lantaran beliau sangatdisegani masyarakat jelata, maka raja Henry VIII, yg sedang merencanakanpemisahan Gereja pada Inggris berdasarkan Roma, mencari dukungan dengan mengangkatThomas More menjadi pucuk pimpinan pemerintahan. Akan tetapi Thomas menolakmembantu raja pada hal kawin cerai. Sikapnya yang tegas ini memojokkanposisinya. Lantaran itu beliau minta mundur dari jabatannya. Namun baru sesudah ia mengajukanpermohonan berhenti buat ke 2 kalinya, raja mengabulkannya. Kemudian Thomasmenyepi di pedalaman. Karena nir menghadiri pesta pernikahan raja denganselirnya, beliau ditangkap. Kemudian dibebaskan lagi. Tapi beberapa saat kemudiania dituntut mengangkat sumpah mengakui raja sebagai kepala Gereja pada Inggris.Thomas menolak bersumpah. Maka dia dipenjarakan dan harta miliknya disita.Keluarganya sangat menderita & memintanya supaya bersumpah saja sama sepertibanyak uskup & bangsawan yg diam-membisu menambah pada rumus sumpah “…sejauh itu tidak berlawanan dengan hukum dewa”. Thomas tidak mau ikut mainsandiwara itu. Suara hatinya kentara. Dan dengan setia beliau mengikuti keyakinanhatinya. Desakan puterinya pun tidak bisa mengganti keyakinannya, walaupun Thomassangat murungmelihat kemelaratan mereka.

Keteguhanpada keyakinan ini tampak dalam drama Robert Bolt, A Man for All Seasons. Adegan ini dia terjadi dalam sebuah selpenjara waktu anak Thomas More, Margaret, tiba buat membujuknya bersumpah kepadaAkta Suksesi Henry VIII (abad ke-16) pada mana More mempunyai poly keberatan:

More          :    Kamu ingin gw bersumpah terhadap AktaSuksesi?

Margaret    :    ”Tuhanlebih memperhatikan pikiran-pikiran hati daripada kata-kata berdasarkan mulut”.Bukankah itu yg selalu kau katakan kepadaku?

More          :    Ya!

Margaret    :    Lalu,ucapkanlah kata-istilah sumpah dan di dalam hatimu berpikirlah yg lain.

More          :    Bukankahsumpah adalah istilah-kata yang kita tujukan pada Tuhan?

Margaret    :    Baiksekali.

More          :    Menurutmuitu nir benar?

Margaret    :    Tidak,itu sahih.

More          :    Mengatakanbahwa hal itu “baik” merupakan sebuah argumen yang lemah Meg. Jika seoranglaki-laki bersumpah, Meg, orang itu memegang hidupnya pada tangannya sendiri.Ibarat air (dia meliukkan tangannya).Dan bila beliau membuka jari-jemarinya maka– beliau nir perlu berharap buat menemukan dirinya lagi. Sejumlah orang memangtidak sanggup pada hal ini, namun gw segan buat berpikir bahwa ayahmu adalahsalah seseorang pada antara mereka.

Sesaatsebelum lehernya ditebas, ia masih sempat melontarkan humor: “Hati-hatilah,jangan sampai jenggotku terpotong, karena beliau toh nir ikut bersalah melawanraja”. Setelah mengucapkan kata-kata itu kepalanya terkulai di page TowerLondon (Heuken, 1987, hal. 296-297).

ThomasMore merupakan galat seorang tokoh sepanjang masa karena dedikasinya padakeyakinan hati nurani. Dia memperlihatkan bahwa bila kita nir bertindakmenurut watak, diri kita sanggup hilang, lantaran pilihan-pilihan moral padadasarnya adalah masalah integritas. Pribadi seorang dianggap berwatak kuatapabila kekuatan moralnya begitu kukuh. Apa yang diyakininya itu pula yangdilakukannya. Watak moral yg baik menampakan diri pada tindakan-tindakanyang meneguhkan kesejahteraan manusia dan mencapai tujuan-tujuan di luarkemuliaan diri sendiri. Orang dianggap berwatak lemah jika kekuatan moralnyaterombang-ambing, mudah mengubah pendirian untuk memenuhi janji, atau denganmudah terbawa oleh arus godaan. Maka tabiat yang baik & bertenaga merupakan suatuprasyarat buat pelayanan di pada Tuhan. 

Mengacu dalam kisah Thomas More pada atas,  karakter tampil dalam bentuk keyakinan & ketaatan dalam hati nurani. Inilah juga adalah nilai yg wajibdijunjung tinggi. Dan wacana konfiden & taat pada nurani ini telah sedemikian tertanam dalam diri Thomas More, telah menjadi bagian berdasarkan hidupnya, habitnya, sehingga dalam situasi apapun selalu itu yg sebagai pilihan dasarnya (optio fundamentalis). Tidak ada beda antara yg dipikirkan (diyakni), yang diucapkan (selalu dia bela), serta yg akhirnya dilakukannya. Jadi terdapat kesatuan antara pikiran, kata dan tindakan. Itulah integritas, wajah lain dari karakter (watak), yg isinya selalu berkonotasi positif (terkait hal baik & sahih), seperti bersikap amanah, peduli, bertanggungjawab, menghargai sesama & berlaku adil, dan sebagainya.

*Manager Character Building Binus University.

Post a Comment for "Apa Itu Karakter?"